Gebrakkan Pemkot Jambi Bina Karakter Remaja Bermasalah Ke SPN Polda Jambi

Admin

12 Desember 2022

cover

Dihadapan remaja tersebut, Wakil Walikota Jambi Maulana meminta agar mereka merenungkan perbuatan sebelumnya. Sembari berharap setelah mengikuti pembinaan karakter para remaja menjadi lebih baik lagi.

Di Kota Jambi berdasarkan data BPS, kata Maulana, jumlah usia produktif remaja sebanyak 52 persen. Untuk itu, maju mundurnya kota Jambi akan tergantung remaja yang kedepannya saat memasuki dunia kerja.

“Kota Jambi 10, 20 tahun yang akan datang akan seperti apa, karena ayahanda, ibunda, kami semuanya akan tua, akan pensiun. Anak-anaklah nanti yang meneruskan pembangunan di kota Jambi,” ujarnya didampingi Kapolresta Kombes Pol Eko di lapangan kantor Walikota Jambi, Senin (12/12/2022) pagi.

Pasalnya, kota Jambi tidak seperti daerah lain yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dengan demikian, Kota Jambi sangat mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Jika tidak, tegas Maulana, maka Kota Jambi akan ditinggalkan orang karena tidak akan berkembang dan kalah bersaing dengan daerah lainnya. Mencapai kota yang maju, dibutuhkan kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif.

“Untuk kota yang maju proses ekonomi bisa berjalan, pendidikan bisa jalan, aktivitas sosial kemasyarakatan bisa jalan, itu membutuhkan kondisi keamanan, ketertiban, ketenangan yang prima, yang baik.”

“Nah, saat ini kita melihat dari berbagai macam informasi yang jumlahnya banyak tadi ada sekelompok anak-anak kita yang terpengaruh oleh berbagai hal informasi melalui media sosial, gadget dan lain-lain. Dan banyak faktor lain yang kemudian berkumpul sesama komunitasnya melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak kita inginkan.”

“Nah, pendekatan yang kita lakukan sekarang adalah diantaranya adik-adik yang 50 orang ini hari ini kita akan kirim selama 14 Hari mengikuti proses pendidikan karakter. Karena kalau kita lihat, adik-adik lihat nih sekarang orang-orang yang sukses ini hanya sedikit ya orang-orang bisa sukses di mana masa mudanya itu nakal atau tidak memiliki karakter atau berperilaku tidak baik,” jelas Maulana.

Selain itu, Maulana meminta pendidikan karakter betul-betul dimanfaatkan karena ini upaya Pemkot Jambi memperbesar peluang mereka untuk sukses kedepannya. Pihaknya hanya memberikan ruang untuk maju. Sementara, baik buruknya menjadi pilihan para remaja itu sendiri.

“Jadi pendidikan karakter yang baik itu memperbesar kemungkinan dari adik-adik menjadi lebih baik, kami cuma memberi ruang. Pilihannya ada pada diri kalian sendiri. Mau diperbesar enggak menjadi orang sukses atau menjadi orang gagal, karena rata-rata itu sudah di survei orang-orang yang gagal. Mohon maaf saya tidak melecehkan orang-orang tua kita yang pendapatannya rendah seharian kerja banting tulang paling dibayar Rp100.000.”

“Ada orang kerjanya santai tapi sekali tanda tangan ratusan juta. Ini kan komparasi ini disebabkan oleh tadi, peluang menjadi orang suksesnya diperkecil oleh dirinya sendiri pada saat usia seperti adik-adik memilih pilihan yang salah. Nah, kami orang tua ini berkewajiban, pemerintah, aparat berkewajiban memberikan ruang yang sebesar-besarnya supaya adik-adik menjadi orang-orang yang sukses.”

“Kami orang tua, pemerintah, TNI-Polri nggak ada bisa memberikan jaminan kesuksesan adik-adik, yang bisa kami berikan hanya kemungkinan memperbesar menuju pintu sukses yaitu salah satunya karakter yang baik di usia anak-anak seperti adik-adik ini. Nah harapannya setelah mengikuti proses 14 hari ada internalisasi dalam hati. Jadi ikuti saja dengan sebaik-baiknya, seikhlas-ikhlasnya, setulus-setulusnya proses yang akan dijalani,” tegas Maulana. (Rolan)