Masyarakat Kota Jambi Lepas Fasha-Maulana

Admin

03 November 2023

cover

Jambi, Infopublik - Sepuluh tahun menjabat, Syarif Fasha akan mengakhiri masa kepemimpinannya sebagai Wali Kota Jambi. Ribuan warga berdatangan untuk melepas Fasha dan Maulana, wakilnya, dalam tangis haru di Lapangan Balai Kota Jambi, Jumat (3/11/2023).

Pelepasan akhir masa jabatan Wali Kota dan Wakil Kota Jambi menjadi momen penuh emosional. Tangis haru tumpah di lapangan Balai Kota Jambi mengiringi purnabakti Fasha dan Maulana.

”Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan masyarakat, serta kerja sama dalam memajukan Kota Jambi,” ucap Fasha dalam upacara pelepasan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi.

image-content

Syarif Fasha didampingi istri dan anak kedua, Yuliana dan Raehan Syahputra. Adapun Maulana didampingi sang istri, Nadiyah. Beberapa kali kedua pasangan ini tampak menangis dan menahan haru. Pelepasan itu menjadi momen penuh emosi. Jabat tangan dan pelukan erat mewarnai rangkaian pelepasan.

”Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya, dan setinggi-tingginya. Kepada seluruh ASN, kepada bagian umum yang sudah melayani kami selama sepuluh tahun. Kepada para Adc (ajudan) dan patwal (pasukan pengawal),” tambahnya.

Fasha akan mengakhiri masa jabatannya pada Sabtu (4/11/2023), sedangkan Maulana pada Selasa (7/11/203). Ia menyebut momen tersebut merupakan momen pengakhiran masa jabatan yang memotivasi dan mengingatkan tentang arti kerja keras, kerja sama, dan kesinambungan dalam pembangunan kota.

Kepada seluruh ASN, ia berpesan, siapa pun yang akan menggantikan jadi penjabat wali kota agar didukung penuh. Salah satu pesannya, jangan ada perbedaan perlakuan terhadap penjabat wali kota untuk niat baik untuk membangun Kota Jambi. Secara khusus ia berpesan kepada Sekda Kota Jambi Ridwan untuk mendampingi penjabat wali kota. Jika ia mengalami masalah, Sekda diharapkan segera membantunya.

Di akhir pidatonya, Fasha menyelipkan permintaa restu dan dukungan atas rencananya untuk menjadi anggota DPR RI dan selanjutnya mencalonkan diri menjadi gubernur Jambi. Adapun wakilnya, Maulana, juga berencana mencalonkan diri menjadi wali kota Jambi tahun depan.

Fasha dan Maulana meminta maaf kepada masyarakat Kota Jambi. ”Apabila dalam masa jabatan kami ada hal-hal yang masih kurang, agar dimaafkan. Kepada seluruh masyarakat Kota Jambi, semoga kita tetap menjalin silahturahmi,” tambahnya.

Maulana menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kepemimpinan Jambi. Ia mengatakan telah banyak belajar dari Fasha, termasuk ide-ide, gagasan, serta ketegasan pemimpin.

Ia pun tekankan pentingnya persaudaraan dan kekompakan di antara keduanya dalam memajukan Kota Jambi. Lewat kebersamaan, ia merasakan hubungan yang terjalin seperti abang dan adik, bahkan menjadi keluarga besar. Hal ini menjadi contoh bahwa persaudaraan berperan penting dalam mewujudkan mimpi-mimpi besar.

”Tidak bisa terwujud mimpi-mimpi besar ini tanpa kekompakan dan persaudaraan. Perpecahan hanya akan menghambat kemajuan kita,” katanya.

Fasha memegang jabatan Wali Kota Jambi sejak 2013 alias dua periode kepemimpinan. Sejumlah inovasi lahir dari tangan dinginnya, mulai dari gerakan bangkit berdaya, kampung bantar, program sejuta biopori, komitmen kota hijau, hingga gerakan menanam pohon. Ada lagi program perluasan pengembangan ruang terbuka hijau, serta bank sampah dan kampung iklim. Hal ini membawa Jambi meraih berbagai penghargaan.

Pada program Bangkit Berdaya, Kota Jambi meraih penghargaan 30 Deserving Cities Award 2016 Guangzhou, China, dan menjadi 30 Kota Dunia dalam ajang Best Citizen Participation dari International Observatory on Participation Democracy (IOPD) di Montreal, Kanada, 2016. Penghargaan itu menempatkan Jambi sebagai 30 besar kota terbaik dari 7.000 kabupaten/kota di dunia yang memiliki inovasi sosial inspiratif dan mengedepankan partisipasi masyarakat.

image-content

Kegiatan itu bagian dari Program Kampung Bantar yang bertujuan menarik partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota.

Semoga Kota Jambi bisa mendapatkan pemimpin pengganti yang peduli dan merangkul rakyatnya.

Ada pula Nomine Peace Prize for Local Government United Cities and Local Governments di Bogota pada 2016 yang merujuk program inisiatif lokal menjaga keharmonisan dan kerukunan.

Ia dinilai mampu merangkul dukungan internasional untuk menopang pembangunan di Jambi. Misalnya, Pemkota Jambi bekerja sama dengan organisasi/lembaga internasional, seperti ICLEI, UCLG, dan UN Habitat untuk mewujudkan pembangunan sirkular di Kota Jambi.

Alven Satriawan, sopir yang telah delapan tahun bekerja dengan Fasha, juga mengungkapkan rasa sedihnya. ”Ada rasa sedih,” katanya.

Komite Ekraf Kota Jambi Lecutkan Empat Subsektor

Petugas kebersihan di wilayah Simpang Rimbo, Kota Jambi, Tri Wahyuni (55), juga merasakan emosional melepas wali kota. Ia datang sejak pukul 07.00 di lapangan balai kota demi turut serta melepas purnabakti pemimpinnya itu.

Salah seorang pedagang minuman, Susi (52), turut menangis sewaktu menemui dan menyalami Fasha. Bersama dirinya tampak para petugas kebersihan dan pedagang berebut untuk mendekat dan menyalami Fasha dan Maulana.

”Semoga Kota Jambi bisa mendapatkan pemimpin pengganti yang peduli dan merangkul rakyatnya,” katanya.

Warga lainnya, Supriadi, menilai, pembangunan di Kota Jambi masih perlu terus dibenahi. Sejumlah pembangunan yang tengah berjalan lambat, misalnya pembangunan jaringan pengolahan limbah rumah tangga komunal untuk sumber energi baru di Kota Jambi, dinilainya berlarut-larut. Pembangunan itu setahun lebih kerap menimbulkan macet dan lalu lintas tersendat di pusat Kota Jambi. ”Padahal, sudah setahun lebih berjalan, sampai sekarang belum selesai juga,” katanya.

Ia menambahkan, pengelolaan sampah juga perlu ditingkatkan agar Kota Jambi dapat semakin bersih. Begitu pula penyematan kota itu sebagai Kota Ramah Anak agar diimbangi penuh dengan pengadaan ruang-ruang publik dan fasilitas pendukung yang nyaman dan ramah anak.

Penulis : Irma Tambunan